Friday, March 9, 2012

Bedong dan gurita bayi

Dua dari sekian banyak kebiasaan masyarakat pada setiap bayi baru lahir adalah pemakaian bedong dan gurita. Sebenarnya bagaimanakah kebiasaan membedong dan memakaikan gurita pada bayi itu ? Apa pengaruhnya?

BEDONG

Kebiasaan membedong bayi memang lebih umum dipraktekkan oleh masyarakat Asia. Tapi sebenarnya, masyarakat di belahan bumi bagian barat sana pun (baca: negara maju) bukannya sama sekali tak mengenal praktek membedong (swaddling) ini. Cukup banyak orangtua baru saat ini yang dibuat bingung dengan pro-kontra yang timbul dari ’tradisi’ bedong membedong ini.
Apa sih manfaat sebenarnya? Dan apa kerugiannya jika bayi tidak dibedong?

Pengaruh BEDONG antara lain:

1. Membuat bayi merasa aman dan nyaman.

Swaddling atau membedong membuat bayi seperti selalu dipeluk. Ini mengingatkannya pada suasana dalam rahim ibu. Ia akan merasa nyaman dan aman. Itulah alasan rasional dibalik kebiasaan membedong. Tujuan membedong sama sekali bukan untuk ’meluruskan’ kaki bayi. Semua bayi baru lahir, kakinya memang tampak sedikit bengkok atau menekuk ke dalam. Tapi itu normal. Kondisi tersebut dikarenakan selama kurang lebih 40 minggu di dalam rahim ibu yang ruangnya memang terbatas, ia selalu dalam posisi meringkuk. Dalam beberapa bulan setelah lahir, dan tanpa dibedong pun, kedua kaki bayi akan ’lurus’ dengan sendirinya dan berbentuk normal.


Dalam kelelapan tidurnya (deep sleep/non-dream sleep), bayi sesekali bergerak seperti orang terkejut. Gerakan ini, yang disebut sebagai hynogogic startles, adalah normal. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa pun kadangkala mengalaminya. Hanya saja pada bayi baru lahir, refleks kejut ini lebih sering terjadi sehingga mengganggu kelelapan tidurnya. Refleks ini akan berkurang seiiring dengan pertambahan usia bayi, dan biasanya pada saat bayi berumur 1 atau 2 bulan, akan menghilang. Ada bayi yang dapat langsung tertidur kembali, tapi tak sedikit pula yang kesulitan dan lalu menjadi rewel. Membedong dapat membantu bayi untuk mengatasi refleks kejut ini dan membuatnya segera tidur kembali karena ia merasa seperti dipeluk

2. manfaat kepraktisan kepada orangtua, seperti memudahkan untuk menyusui dan menggendong.

Beberapa ibu ada yang merasakan kemudahan untuk menyusui bila bayinya dibedong. Bagi ibu maupun sang bayi, saat-saat pertama kali menyusui adalah masa yang penuh perjuangan. Ibu belajar untuk mencari posisi dan teknik menyusui yang benar. Si kecil juga berjuang mencari cara menyusu yang pas untuknya. Seringkali ia bergerak-gerak tak sabar, yang justru membuat ibu semakin sulit untuk menempatkannya dalam posisi yang benar dan nyaman. Dengan membedong, bayi akan relatif lebih anteng dan membuat proses belajar menyusui ini lebih lancar. Bayi baru lahir juga seringkali mengalami kolik, salah satu hal yang membuat orangtua baru kebingungan karena bayi yang tengah kolik akan gelisah dan menangis tak henti-hentinya. Swaddling atau membedong dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menenangkan si kecil yang sedang kolik.

3. Dalam salah satu jurnal pediatrics AAP membedong bayi berpengaruh/berhubungan dengan : Sleep and Arousal, Temperature Control, Motor Development, Sudden Infant Death Syndrome, Respiratory Infections, Rickets and DDH (developmental dysplasia of the hip), Pain Control, Crying Behavior, Breastfeeding and Postnatal Weight.
(baca sendiri ya…klik di tulisan hijaunya)

Bagaimana membedong bayi
Teknik membedong bayi sangatlah variatif, tergantung dari tujuan dan tradisi masing-masing. Namun hendaknya dalam membedong bayi memperhatikan hal2 antara lain:

0. selalu meletakkan bayi terlentang (sleep on baby back)

1. jangan membedong bayi dengan ketat .Bedong bayi dengan longgar saja. Tak masalah jika begitu terbangun si kecil ’memorak-porandakan’ bedongnya itu.

2. Tidak membedong denan kain berlapis (apalagi ketat) yang membuat bayi kepanasan (overheated) dan dapat meningkatkan resiko pneumonia serta infeksi saluran pernafasan akut lainnya akibat paru-paru bayi tidak dapat mengembang sempurna ketika ia bernafas.

3. Gunakan kain bedong yang tipis tapi cukup hangat, seperti kain flanel, dan cukup gunakan satu lembar kain saja. Bila bayi Anda menggunakan popok sekali pakai, jangan lupa untuk sering-sering mengganti kain bedongnya

4. Kenakan pakaian dari bahan yang tipis saja pada si kecil karena bila Anda memakaikan baju yang tebal atau berlapis-lapis dan kemudian membedongnya pula, bayi Anda bisa overheated.

5. Jangan pula membedong sampai menutupi kepala bayi, ataupun mulai membedong di atas bahu, karena dikhawatirkan dapat menutupi hidung bayi.

6. sebaiknya jangan membedongnya ketika ia sedang bangun agar tak menghambat perkembangan motoriknya.

No comments:

Post a Comment